Kamis, 07 Maret 2013


Snake head fish has a very high protein content compared to other fish. Protein content in fish cork reaches 25%. Among the composer of snake head fish protein are albumin and some minerals that needed by body to maintaining health. Albumin in the snake head fish reached 6.224 mg/100g. Albumin is essential for the body to accelerate wound healing after surgery, after childbirth also for patients with liver cirrhosis. However, albumin extracts from cork fish have fishy smell, so it need food carrier. One of the appropriate foods is porridge.
Porridge is a semi-solid food that contains lots of water and has soft texture. Rice porridge is very easy to consum and to digest, so it is appropriate as a food carrier of albumin extracts from snake head fish.
The purpose of this study was to determine the proportion of albumin extracts from snake head fish must be added and drying temperature to obtain instant porridge as good organoleptic with the optimal content of albumin.
Research methods is developed and designed by Random Group Design (RGD) with two factors: concentration of albumin extracts addition and drying temperature each with 3 levels and 2 levels with 3 repetitions performed, so there are 18 units of attempt. Data of observation were analyzed by analysis of varian ANOVA. Different actual results will be tested with BNT with 5% of confidence intervals and if there is interaction between these two factors, it will be tested by DMRT test with a confidence interval of 5%. The best treatment is selected by the method of De Garmo.
The addition of albumin extract provide real influence () on protein levels, albumin levels, moisture content, rehydration, viskovitas, and color (L *, a *, b *). While the significant effect of drying temperature () on protein levels, albumin levels and viskovitas. The best treatment of instant porridge with the temperature factor and albumin crude extracts is albumin extract concentrations by 70% with a temperature of 70 ° C with drying characteristic of 10,02 of protein, 1,67 of albumin, 58,39 % of starch content, rehydration second/10g, 5,56 % of moisture content. The best treatment of organoleptic is obtained by 70% of albumin concentration and 50% of drying temperature with 3.90 of flavor characteristic 3.75 of aroma and 3.45 of color.



Keywords: albumin, snake head fish, instant porridge

Kamis, 27 Oktober 2011

MEMBUAT SABUN MANDI

www.rayakudus.indonetwork.co.id
Cara membuat Sabun Mandi
Bahan-Bahan yang dibutuhkan :
1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun.
Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak
Jagung, Minyak Kedelai…
2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko
bahan kimia, ambil yang teknis saja.
3. Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam
tidak bagus, banyak mengandung mineral.
4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau
lainnya.
5. Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.
6. Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat
“trace”.

Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
2. Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3. Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.
4. Botol plastik - Untuk wadah air.
5. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
6. Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.
7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH
dan mengaduknya.
8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH
dengan air.
9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
10. Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11. Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.
12. Cetakan.
13. Blender dengan tutupnya.
14. Kain - Untuk menutup blender.

Cara pembuatan :
1. Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang
dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk
menampung semua hasil pembuatan sabun.
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik
tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah
dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya,
tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan
menghasilkan sabun yang bulat.www.rayakudus.indonetwork.co.id

2 (dua) Resep Sabun Cair :
Resep#1 - sabun cair
340 g Minyak Sawit
170 g Minyak Kelapa
50 g Minyak Zaitun
122 g KOH – Kalium hidroksida + 250 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)

Recipe#2 - sabun cair
340 g Soybean Oil
80 g Coconut Oil
60 g Palm Oil
60 g Corn Oil
109 g KOH - Kalium hidroksida + 230 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)

2 (dua) Resep Sabun Padat :
Resep#1 - sabun padat
235 g Minyak Zaitun
150 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Sawit
74 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)
Resep#2 - sabun padat
250 g Minyak Sawit
140 g Minyak Kelapa
100 g Minyak Jagung
75.5 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air
10 cc fragrance + pewarna
(Proses Pada Suhu ruangan)

1. Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam
air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas
pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan
NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan
akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman
untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

2. Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung,
Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.

3. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.www.rayakudus.indonetwork.co.id

4. Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

5. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses
pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda.
Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi
dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya
adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka
beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

6. Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk
beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

7. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun
dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan,
potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.
Semoga bermanfaat ...(XA.YIMG.COM)

Senin, 24 Oktober 2011

belajar englis


BELAJAR BAHASA INGGRIS

CONVERSATION
QUESTION WORDS
USE
EXAMPLES
WHAT
Apa;apa yang;berapa
Menanyakan benda atau sesuatu

WHO
Siapa;siapa yang
Menanyakan orang

WHOM
Kepada siapa;untuk siapa;dengan siapa
Menanyak orang sebagai objek

WHEN
Kapan
Menanyakan waktu

WHERE
Dimana;kemana
Menanyakan tempat

WHOSE
Milik siapa
Menanyakan milik/kepunyaan

WHY
Kenapa;mengapa
Menanyakan alasan

WHICH
Yang mana
Menanyakan pilihan

HOW
Bagaimana
Menanyakan bagaimana

HOW OFTEN
Berapa kali/sering
Menanyakan keseringan

HOW LONG
Berapa lama
Menanyakan waktu

HOW MUCH
Berapa banyak
Menanyakan jumlah plural

HOW MANY
Berapa banyak
Menanyakan jumlah singuler

 Ctt : pertanyaan yang menghendaki jawaban YA atau TIDAK yang dimulai dengan : is,am,are,was,were, do,does,did,have,has,will,can,may must....?

CONJUNCTIONS adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata atau kelompok kata atau kalimat, misalnya:
Accordingly              (karena itu)
After                          (setelah)
As long as                 (selama)
Before                       (sebelum)
Bisides                       (disamping)
But                              (tetapi)
Dispite                       (meskipun)
Furtheremore         (bahkan)
Hence                                    (karena itu)
In spite of                 (meskipun)
Moreover                 (karena itu)

Suffix
Meaning
Example
-al
Relating to
Influential,provincial
-ance
State or quality of
Resistance
-ancy
State or quality of
Pregnancy
-ary
Relating to
Primary
-ate
To make
Activate
-ation,-tion
State or quality of
Inspiration
-en
To make
Shorten
--ency
State or quality of
Expediency
-fy
To make
Beautify
-hood
State or quality of
Clildhood
-ic
Relating to
Economic
-ity
State or quality of
Authenticity
-ize
To cause to became
Computerize
-ly
In the manner of at or intervals of
Clearly
-ment
Prosess or state of
Enjoyment
-ness
State or quality of
Kindness
-ous
Full of
Nervous
-ship
State or quality of
Friendship




Kata kerja forget,remember,dan stop dapat diikuti gerund (verb-ing) atau To Infinitif tetapi memiliki arti yang berbeda

FORGET
FORGET
Wawan forgets sending the e-mail
(wawan sudah mengirim e-mail TAPI dia lupa, E-mail sudah dikirim)
Wawan forgets to send the e-mail

REMEMBER
REMEMBER
Simon remembers  shutting down the computer(simon telah mematikan komputer dan dia ingat telah mematikannya)
Simon remembers to shut down the computer (simon ingat bahwa dia harus mematikan komputer)
STOP
STOP
Tyo stops making a trouble (tyo telah berhrnti membuat ulah. Tyo tidak berbuat ulah lagi)
Tyo stops to make a trouble (tyo berhenti untuk berbuat ulah ;sebentar dan dia nanti masih membuat ulah lagi)

TENSES adalah bentuk kata kerja yang menyatakan atau menunjukkan waktu
1.     The simple present test : digunakan untuk menyatakan :

a.     Suatu aktivitas yang terjadi sepnjang waktu atau kebiasaan . ini terjadi setiap hari/minggu/bulan/taun misal: Mr.milano always comes on time
b.     Sesuatu yang benar secara umum,misalnya: the sun rises in the east
c.      Jadwal atau rencana,misalnya: the bank opens at 8.30 and close 4.00
d.     Penjelasan dan devinisi,misal: a manager works in the company. He manages the company
Time maker ( tanda waktu) always,every day, every month,never,often,rarely,seldom,etc
2.     The present continous adalah bentuk yang digunakan untuk menyatakan
a.        Aktivitas yang terjadi sekarang atau pada saat berbicara, misalnya they are working in the workshop
b.       Waktu dekat,misalnya : we are leaving for tokyo tomorrow(kami sedang berangkat ke tokyo besok)
Time markers  (tanda waktu): now, at the moment,, at present,tomorrow
3.     The present perfect tense : adalah bentuk kata kerja yang digunakan untuk
a.        Sesuatu aktivitas yang telah selesai dilakukan sebelum sekarang, misalnya; my boss has just returned form canada(bos saya baru saja kembali dari kanada)
b.       Suatu aktivitas yang telas selesai dikerjakan dan hasil atau akibatnya bisa dirasakan saat ini , misalnya : we have seen that film twice (kami telah nonton film itu dua kali, dia sudah nonton sehingga tau jalan ceritanya )
c.        Suatu aktifitas yangberlangsung selama kurun waktu tertentu sampai saat ini belum selesai dan masih berlangsung saat ini, misalnya: they have lived in jakarta for twenty years (mereka telah tinggal dijakarta selama 20 tahun)
Time markers (tanda waktu): already(sudah), just (baru saja), not yet (belum), since (sejak)
4.     The present perfect continous : adalah bentuk KK yang digunakan
a.     Suatu aktifitas yang cukup lama yang telah mulai dimasa lampau dan masih berlangsung sampai sekarang misal: i have been working for PT. Unilever since 1995 (saya telah sedang bekerja pada PT. Unilever sejak tahun 1995)
5.     The simple past tense  adalah bentuk KK yang digunakan untuk :
a.     Suatu aktifitas yang terjadi/berlangsung pada waktu tertentu di masa lalu/waktu lampau, misal: he was in japan last mont
b.     Aktivitas yang merupakan kebiasaan,berulang-ulang dimasa lampau, misalnya: i always went to mosque at night

Rabu, 19 Oktober 2011

TINJAUAN PUSTAKA


G.TINJAUAN PUSTAKA

1.       Bambu
Bambu banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan secara luas karena memiliki batang yang kuat, lentur, lurus dan ringan sehingga mudah diolah untuk berbagai produk (Permadi, 1992 dalam Purnobasuki, 1995). Dalam kehidupan modern, bambu dapat dimanfaatkan mulai dari akar hingga daun dan dapat digunakan untuk produk-produk dekoratif, alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan alat kesenian, dan lain-lain (Widjaja, 2001). Bambu juga digunakan dalam upaya konservasi tanah dan air, karena memiliki sistem perakaran yang banyak sehingga menghasilkan rumpun yang rapat dan mampu mencegah erosi tanah (Dahlan, 1994 dalam Widjaja, dkk, 1994).
Menurut Widjaja (2001), di dunia terdapat sekitar 1200-1300 jenis bambu sedangkan menurut data lapangan dan laboratorium bahwa bambu di Indonesia diketahui terdiri atas 143 jenis. Di Pulau Jawa diperkirakan hanya ada 60 jenis, 14 jenis diantaranya hanya tumbuh di Kebun Raya Bogor dan Cibodas sedangkan 9 jenis merupakan endemik pulau Jawa (Widjaja, 2001).
Hampir semua bagian bambu dapat dimanfaatkan. Namun, walaupun manfaat dan peranan bambu cukup banyak, penghargaan masyarakat terhadap sumberdaya ini masih kurang, bahkan berbagai aspek pengetahuan tentang bambu banyak yang belum tergali secara optimal dan sampai saat ini pendapat tentang taksonomi bambupun masih berbeda-beda (Rifai, 1994 dalam Widjaja, dkk, 1994).

2.       Daun Bambu
Ukuran daun bambu umumnya 4,4-8x5-40cm. Warna daun bambu umumnya hijau. Kuping pelepah daun umumnya kecil berukuran 0,1-0,2 cm dengan bentuk Menggaris. Karakter warna daun telah dipakai oleh Widjaja (2001) untuk mengelompokkan bambu ke dalam tingkatan takson jenis, sedangkan karakter permukaan atas daun, dan bentuk kuping pelepah daun belum digunakan sebagai karakter pembeda, padahal kedua karakter inipun dapat digunakan dalam membedakan bambu ke dalam jenis yang berbeda. Hal ini dapat terlihat dari lima jenis bambu marga Gigantochloa, hanya G.kuring yang permukaan atas daunnya berbuluh halus dan bentuk kuping pelepah daunnya membulat, jenis Gigantochloa lainnya memiliki permukaan atas daun yang gundul dan bentuk kuping pelepah daun kecil dan menggaris. Panjang ligula pelepah daun umumnya 0,05-1 cm.


3.       Manfaat Daun Bambu
            Berbagai kitab herbal, kitab obat klasik, dan farmakop Cina mencatat khasiat bambu dalam menyembuhkan penyakit. Di antaranya:
  • Bie Lu. Daun bambu bersifat dingin, tidak beracun, untuk mengobati rasa panas di dada dan batuk.
  • Sheng Hui Fang. Bubur daun bambu bisa menyembuhkan jantung panas pada anak kecil atau tidak sadarkan diri. Ramuannya: daun bambu 60 g, beras secukupnya, dan 15 g yin chen (wormwood/Artemisiae scopariae) dibuat bubur.
  • Kitab Terapi Herbal. Daun bambu mampu menyembuhkan batuk, haus, dahak, radang tenggorokan, dan menghilangkan rasa panas.
  • Ben Cao Qiu Zhen. Daun bambu bisa menyegarkan hati, menghangatkan limpa, menghilangkan riak dan dahaga, angin jahat, batuk, sesak, muntah darah, stroke ringan, dan lain lain.
  • Yao Pin Hua Yi. Kitab yang dikenal sebagai Kitab Definisi Obat ini mencatat, daun bambu menyegarkan, agak pahit, mampu menetralkan semua chi dingin dan panas.
  • Jing Yue (Kitab Herbal Klasik). Daun bambu, dengan aromanya yang ringan, bisa menetralkan rasa panas, terutama chi di jantung. Merupakan obat yang baik, terutama untuk mengobati dahaga karena hari panas, membersihkan sputum/riak di dada, meredakan rasa dingin dan lemah, batuk, dan asma. Hanya daun bambu yang bisa memasuki kandung empedu dan membawa chi netral ke dalam paru-paru untuk mengeluarkan panas.
  • Ben Jing Feng Yuan. Dalam Kitab Herbal Klasik Shennong ini tertulis daun bambu menyembuhkan salah urat, luka, dan membunuh parasit.
  • Kamus Besar Obat Cina. Daun bambu meredakan rasa cemas dan panas, serta melancarkan buang air kecil.
4.      Penelitian Ilmiah
·         Uji efek hipoglikemik fraksi ekstrak etanol daun dan rebung bambu kuning (Bambusa vulgarly Schard) pada mencit putih jantan oleh Yozy Yaznil dari Universitas Andalas. Hasil percobaan menunjukkan bahwa fraksi polar ekstrak daun dan rebung bambu kuning mempunyai efek hipoglikemik. Efek hipoglikemik yang diberikan oleh fraksi polar ekstrak rebung dosis 300 mg/kg bb. tidak berbeda nyata dibandingkan dengan klorpropamid dosis 32,5 mg/kg bb

·         Telah diteliti kandungan kimia rebung bambu (Bambusa vulgaris Schrad, ex. Wendl., Poaceae). Penapisan fitokimia menunjukkan adanya flavonoid dan steroid/triterpenoid pada rebunga kering. Dari ekstrak etanol-air rebung segar telah ditemukan flavonoid, asam fenolat dan senyawa fenolik lain. Flavonoid tersebut diidentiJfikasi sebagai 4, 3', 4'-trihidroksi auron 6-glukosida. Asam fenolat terdiri dari asam fenolat bebas yakni asam p-hidroksi benzoat dan asam vanilat; bentuk glikosida yakni asam phidroksi benzoat, asam vanilat dan asam siringat; bentuk ester yakni asam p-hidroksi benzoat dan asam vanilat. Senyawa fenolik lainnya diduga sebagai p-hidroksibenzaldehida. Dari ekstrak n-heksana rebung kering diisolasi steroid/triterpenoid yang diduga sebagai stigmasterol.( departemen kesehatan RI)

·         dr Wiiliam Adi Teja, ahli pengobatantimur alumnus Beijing University of Traditional Chinese Medicine, China. Yu Zhang periset Departemen Ilmu Gizi dan Nutrisi, Universitas Zhejiang, China, menemukan 4 senyawa aktif flavonoid glikosida terutama jenis karboglikosida. Jenisnya berupa poligonum oriental glukosida, iso-poligonum oriental glukosida, viteksin, dan iso-viteksin.
·         Shanghai First People Hospital, China. Riset itu melibatkan 78 pasien berusia 35—80 tahun yang memiliki metabolisme lemak rendah.Dampaknya tubuh sulit mencerna lemak sehingga memicu beragam penyakit. Nilai serum kolesterol darah mereka melebihi 5,98 mmol/ liter (kadar normal 5,2 mmol/l), trigliserida lebih dari 2,2 mol/l (kadar normal: 0,1—1,7 mmol/l), dan high density lipoprotein HDL alias kolesterol baik 1,04 mmol/liter (kadar normal: 1,3 mmol/l untuk perempuan dan 1 mmol/liter bagi laki-laki). Hasilnya setelah 3 bulan, kadar trigliserida pasien yang mengkonsumsi daun bambu menurun 33,3% dari rata-rata 3,3 mmol/liter menjadi 2,2 mmol/liter.

5.      Senyawa Kimia Daun Bambu
Penelitian menunjukkan daun bambu mengandung banyak zat aktif, yakni flavonoid, polisakarida, klorofil, asam amino, vitamin, mikroelemen, dan sebagainya, sehingga baik untuk menurunkan lemak darah dan kolesterol. Juga dipercaya bisa menurunkan oksidasi atau radikal bebas, sebagai bahan antipenuaan,serta mampu menjaga stamina dan mencegah penyakit kardiovaskular ( Purwo,2010).
Daun bambu juga mengandung asam fenolat, antrasikuinin, amilosa, lakton kumarin, mangan, dan besi. Jenis asam fenolat dalam daun bambu antara lain asam sinamat, asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat. Senyawa-senyawa itu bersatu memerangi kolesterol. Yu Zhang periset Departemen Ilmu Gizi dan Nutrisi, Universitas Zhejiang, China, menemukan 4 senyawa aktif flavonoid glikosida terutama jenis karboglikosida. Jenisnya berupa poligonum oriental glukosida, iso-poligonum oriental glukosida, viteksin, dan iso-viteksin.( Zhang,2010)

6.      Penyakit Hepar
Hati mempunyai fungsi yang komplek, hampir setiap fungsi metabolisme tubuh dikerjakan oleh hati,tetapi hati merupakan organ yang paling sering terkena jejas. Sehingga sering menyebabkan kerusakan hati yang berakhir menjadi kegagalan hati. Kerusakan hati dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik karena virus ataupun senyawa toksik yang terdapat didalam obat.( Husadha dkk.,1996)
Kerusakan membran sel menyebabkan enzim Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) keluar dari sitoplasma sel yang rusak, dan jumlahnya meningkat di dalam darah. Sehingga dapat dijadikan indikator kerusakan hati(Berkow dkk.,1999). Peningkatan kadar GOT dalam darah bisa mencapai lebih dari 10 kali nilai normal yang tertinggi. Hal itu kemungkinan besar terjadi karena nekrosis hepatoselluler(Soemohardjo,1983). GOT banyak terdapat pada mitokondria dan sitoplasma sel hati, otot jantung, otot lurik dan ginjal(Berkow dkk.,1999). Pemeriksaan kadar GOT dalam darah lebih digunakan untuk monitoring penderita yang mendapat terapi obat hepatotoksik. Jika kadarnya sudah >3 kali batas atas nilai normal maka terapi harus dihentikan.( Widijanti,2004)
Penyakit hepar tergolong sebagai salah satu penyakit yang merupakan problem nasional di Indonesia dan di negara-negara berkembang pada umumnya, bahkan merupakan permasalahan yang hangat di negara-negara maju. Berdasarkan laporan dari semua RSUP tipe A dan B di seluruh Indonesia, ternyata penyakit hepar menempati urutan ketiga setelah penyakit infeksi dan penyakit paru, bahkan penyakit hepar merupakan penyebab kematian yang tergolong tinggi. ( Hadi,1989)
Penyakit hepar bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal, misalnya infeksi mikro organisme, gangguan metabolik, penyakit sistemik, alkoholisme, zat-zat kimia hepatotoksik dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut dapat merusak jaringan hepar. Sebagian besar kerusakan hepar ini akan mengalami perkembangan menjadi sirosis yang progresif atau bahkan menjadi kanker. Untuk mencegah perkembangan kerusakan pada jaringan hepar tersebut, orang telah mencoba mengatasinya dengan berbagai jenis obat, namun hasilnya tidak memuaskan. Oleh karena kerusakan sel-sel hepar sebagian besar terjadi melalui proses oksidasi maka orang mencoba mendekati cara-cara menghambat perkembangan kerusakan jaringan dengan menggunakan bahan-bahan yang bersifat anti oksidan, di antaranya adalah senyawa flavonoid, namun mereka belum mengadakan evaluasi secara histologi.( Ali,1997)
Berdasarkan penelitian terdahulu mendapatkan bahwa daun bambu mengandung senyawa flavonoid (Pocea,1998). Di antara zat-zat kimia yang bersifat oksidan dan dapat menyebabkan kerusakan pada hepar, terdapat satu prototip yang karakteristik untuk menggambarkan kerusakan sel hepar irrevesibel. Kerusakan sel hepar pada kasus ini terjadi karena serangan radikal bebas (oksidan) pada asam lemak tak jenuh pada fosfolipid membran. Reaksi oksidasi ini bersifat otokatalitik, sehingga dalam waktu yang relatif singkat terjadi kerusakan sel hepar yang berat.( Sherlock,2000)

7.      Hewan Model dan Senyawa Penginduksi Patogenesis
Penelitian in vivo umumnya menggunakan tikus putih strain wistar jantan, berumur 6 bulan, mempunyai aktivitas normal, memiliki bobot badan (BB) berkisar antara 100-250 gram dan sehat sebagai hewan model. Pemilihan hewan model ini karena kemudahan dalam memperoleh dan merawatnya. Kelemahantikus sebagai hewan model yaitu umur hidup yang pendek sehingga tidak bisa digunakan untuk mempelajari hiperkolesterolemia jangka panjang. Hewan lainnya yang sering digunakan sebagai hewan model hiperkolesterolemia adalah satwa primata, kelinci dan mencit. Satwa primata merupakan hewan model yang bagus karena mempunyai jangka hidup yang relatif lama dan memiliki kemiripan anatomi, fisiologi dan kedekatan genetik dengan manusia sehingga peluang keberhasilan dan aplikasi penelitian pada manusia akan lebih besar (Wagner et al, 1996 dalam Giri,2008)
Pada penelitian ini sampel darah diambil secara retro orbilitas plexus vdari pembuluh darah vena. Cara pengambilan darah seperti ini relatif lebih mudah dan membutuhkan sedikit peralatan. Cara ini dapat membendung aliran kembali darah vena dari sinus orbitalis (Kusumawati,2004).
Kerusakan sel hepar karena CCl4 tersebut telah banyak di amati oleh para peneliti, sehingga dapat di pakai sebagai model kerusakan pada penelitian. Model kerusakan sel berdasarkan reaksi oksidasi ini ternyata juga mendasari proses patogenesis berbagai penyakit lain, misalnya infeksi virus, penyakit kardio vaskuler, keganasan (neoplasma), penyakit  paru, penuaan sel, kerusakan otak pasca trauma, katarak dan lain-lain.( Sherlock,2000).